Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 73; Roma 1; Bilangan 29-30
Bicara mengenai disalah mengerti atau difitnah, pernahkah Anda mengalaminya? Sakit sekali rasanya bukan? Beberapa tokoh mengingatkan kita bahwa mereka mengalami perlakuan tidak adil, tetapi tidak menghalangi mereka untuk tetap menjadi orang besar. Mereka memilih untuk tidak menjadi korban kepahitan, tetapi menghadapinya dengan sikap benar.
Abraham Lincoln ternyata pernah mengalami perlakuan tidak mengenakkan lebih hebat dari siapapun yang mengejar posisi di pemerintahan. Ia diumpat, difitnah dan dibenci di depan publik oleh pers setempat. Bayangkan orang yang kita bangun kenangan yang indah tentangnya, ternyata menghadapi penghinaan terbuka saat itu.
Paulus mengalami hal yang sama di zamannya. Setiap kali mengabarkan Injil, ia tidak lalu disambut hangat, malahan keluar masuk pengadilan sebagai akibatnya, atau seperti hewan ia dihalau oleh penduduk. Saat berada di hadapan Mahkamah Agama dan para petinggi, rasul Paulus meminta mereka menyebutkan kesalahannya. Baik sekali bagaimana ia tidak terperangkap emosi atau pembelaan diri sebelum mengetahui tuduhan terhadapnya. "Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati..." (Kisah 24:20) Singkatnya, "Katakan saja," katanya. Karena yakin tuduhan-tuduhannya tidak benar dan palsu, ia berdiri dengan tenang di depan semua orang termasuk di depan Feliks, gubernur Yudea.
Apakah pelajaran dari sikap Paulus? Saat disalah mengerti, apa respon kita? Tanpa tahu jelas apa tuduhannya, apakah kita sering terjebak dalam emosi? Tak perlu lama-lama memendam rasa sakit! Tapi berusahalah meresponinya dengan sikap hati yang benar!
Semuanya tergantung pada respon kita.